Friday, October 18, 2019

KELAS XII : PERTEMUAN KE- 3 (Strategi dakwah Islam di Indonesia)

C. Strategi dakwah Islam di Indonesia

Masyarakat Asia Tenggara telah mempunyai peradaban yang tinggi sebelum kedatangan Islam. Hal demikian dikarenakan kawasan Asia Tenggara terdiri dari negara-negara yang memiliki kesamaan budaya dan agama. Negara-negara ini, termasuk Indonesia telah memiliki kontak dengan peradaban bangsa India dan Cina. Tidak hanya dalam aspek peradabannya saja, tetapi juga adat istiadat, agama dan kepercayaan.

Dalam bidang sastra, ditemukan buku-buku (kitab) kuno seperti kitab suluk yang meng kisahkan perjalanan seorang sufi agar memperoleh ilmu sejati. Kitab lain adalah kitab sutasoma, kitab Negara Kertagama, dan sebagainya. Paparan tersebut menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia sebelum menerima agama Islam telah mempunyai agama dan kepercayaan yaitu agama Hindu, Budha, selain animisme dan dinamisme yang telah berkembang lama sebelumnya.

Agama Islam tersebar di seluruh wilayah Indonesia secara periodik, bertahap dan dengan strategi dakwah yang damai, menyesuaikan diri terhadap adat istiadat penduduk tanpa paksaan dan kekerasan. Strategi penyebaran agama Islam dilakukan dalam berbagai media atau jalan, baik melalui perdagangan, pernikahan, pendidikan, ajaran sufi juga memalui kesenian. Hal inilah yang menyebabkan agama Islam mudah diterima, faktor lain adalah agama Islam memberi penghargaan pada sesama manusia dengan tidak membedakan harkat derajat dan martabat. Menurut Uka Tjandra Sasmita proses masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut:

1.      Perdagangan

Strategi dakwah penyebaran agama Islam melalui media perdagangan merupakan awal proses Islamisasi di Indonesia yaitu pada abad ke-7 M hingga abad ke-16 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India. Mereka melakukan kegiatan perdagangan di Indonesia dan menjalin hubungan dagang antara masyarakat Indonesia. Penyebaran agama Islam melalui perdagangan selain lebih menguntungkan juga sangat efektif dan sesuai dengan karakter masyarakat wilayah pesisir. Jalur islamisasi melalui perdagangan dikatakan menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam aktifitas ini. Para bupati di pesisir pulau Jawa banyak yang memeluk agama Islam sehingga memudahkan para pedagang muslim dalam berdakwah. Pada saat itu perdagangan internasional sebagian besar dikuasai pedagang Muslim.

2.      Perkawinan

Pedagang muslim yang masuk ke Indonesia dilihat dari segi ekonomi, mereka mempunyai status social yang lebih dibandingkan penduduk pribumi. Interaksi antara penduduk pribumi dan pedagang muslim yang intens tidak jarang diteruskan dengan adanya perkawinan antara kaum pribumi dengan para pedagang muslim. Selanjutnya dalam prosesi perkawinan pihak pribumi harus mengucapkan kalimat syahadat sehingga perkawinan ini menjadi media yang efektif dalam penyebaran agama Islam. Contoh para ulama yang melakukan pernikahan dengan masyarakay pribumi diantaranya Raden Rakhmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, perkawinan antara Sunan Gunung Jati dengan putri Kawungaten, perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Campa yang beragama Islam kemudian berputera Raden Patah yang pada akhirnya menjadi raja Demak.

3.      Politik

Proses Islamisasi melalui media politik dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan antara penguasa dan pemerintahan, setelah penguasa atau rajanya masuk Islam hampir pasti rakyatnya juga masuk Islam (contoh di Maluku dan Sulawesi). Selain itu ada kerajaan Islam yang melakukan penahklukan terhadap kerajaan-kerajaan non-Islam dan kemenangan membuat masyarakat secara bertahap masuk Islam.

4.      Pendidikan

Penyebaran agama Islam melalui pendidikan yang berupa pesantren. Pesantren menjadi media yang efektif dalam proses Islamisasi di Indonesia. Pesantren selain mengajarkan ilmu agama juga ketrampilan hidup yang lain. Selain itu juga menjadi tempat menempa ilmu untuk para calon juru dakwah agama Islam. Diantara lembaga pendidikan atau pesantren pada masa awal perkembangan Islam adalah pesantren yang di dirikan sunan Ampel dan juga sunan Giri yang terkenal sampai pulau Maluku. Selain itu dilembaga pendidikan pesantren, murid yang sudah selesai belajar akan dikirim untuk berdakwah keseluruh penjuru Indonesia.

5.      Kesenian

Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah dengan mengadakan pertunjukan seni gamelan dan wayang. Sebagaimana di ketahui bahwa kesenian wayang dan gamelan di gunakan Walisanga dalam mengembangkan ajaran Islam. Cara seperti ini banyak ditemui di Jogjakarta, Solo, Cirebon, dan lain-lain. Seni gamelan banyak digemari masyarakat Jawa dan ini tentu dapat mengundang masyarakat berkumpul dan selanjutnya dilaksanakan dakwah Islam.

6.      Tasawuf

Para Sufi mengajarkan tasawuf yang diramu dengan ajaran yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Seorang sufi biasa dikenal dengan hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakatnya.

Banyak hal yang penting untuk diketahui mengapa agama Islam berkembang pesat dan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia antara lain :

a. Agama Islam bersifat terbuka, sehingga penyiaran dan pengajaran agama Islam dapat dilakukan oleh setiap orang Islam.

b. Penyebaran Agama Islam dilakukan dengan cara damai.

c. Islam tidak mengenal diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat.

d. Perayaan-perayaan dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana.

e. Dalam Islam dikenal adanya kewajiban mengeluarkan zakat yang bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan kahidupan masyarakatnya dengan adanya kewajiban zakat bagi yang mampu.

 

D. Fase Penyebaran Islam di Indonesia

Dalam buku sejarah peradaban Islam sebagaimana di tulis oleh Siti Maemunah bahwa ada tiga tahap proses Islamisasi di Indonesia menurut Hasan Muarif Ambary.

1.      Tahap kehadiran pedagang Muslim (sebelum abad ke-13 M)

Pendapat masuknya masuknya Islam ke Indonesia sejak abad ke-7 M atau ke-1 H, dikemukakan oleh Syeh Syamsudin Abu Abdilah Muhammad bin Talib Ad Dimasyqi (w. 1327 M), ia menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia melalui Champa (Kamboja dan Vietnam) sejak zaman khalifah Usman bin Affan yakni sekitar tahun 651 M atau abad ke-7. Pada versi yang lain menyatakan bahwa abad ke-1 sampai ke4 H, terdapat hubungan perkawinan antara pedagang muslim dengan penduduk setempat, sehingga mereka memeluk agama Islam. Mengenai adanya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik dengan angka tahun 475 H/ 1082 M bentuk batu nisan dan jiratnya menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-10 M. Menurut laporan penelitian arkheologi di situs pesucian kecamatan Manyar (1994-1996) Leran di masa lampau merupakan pemukiman perkotaan dan perdagangan.

2.      Tahap terbentuknya kerajaan Islam (13-16 M)

Pada fase ini ditandai dengan munculnya pusat-pusat kerajaan Islam. Ditemukannya makam Malik al-Shaleh yang terletak di kecamatan Samudra di Aceh utara dengan angka tahun 696 H/ 1297 M merupakan bukti yang jelas adanya kerajaan Islam di Pasai. Historiografi tradisional lokal, Hikayat Raja-raja Pasai dan Sejarah Melayu Malik, menyebutkan penguasa pertama kerajaan Samudra Pasai adalah Malik al-Shalih. Akan tetapi, di Barus telah ditemukan makam seorang perempuan yang bernama Tuhar Amisuri dengan angka tahun 602 H. Hal ini membuktikan bahwa pada permulaan abad ke-13 M, sudah ada pemukiman masyarakat Islam di Barus.

Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia. Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan ke-enam Kerajaan Malaka yang membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka.

Akhir abad ke-15 M dan permulaan abad ke-16 M pusat-pusat perdagangan di pesisir utara, seperti Gresik, Demak, Cirebon, dan Banten telah menunjukkan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh para wali di Jawa. Kemudian pada abad ke-16 M kegiatan itu muncul sebagai kekuatan politik dengan adanya kerajaan Demak sebagai penguasa Islam pertama di Jawa yang berhasil menyerang ibukota Majapahit. Para wali dengan bantuan kerajaan Demak, kemudian Pajang dan Mataram dapat mengembangkan Islam ke seluruh daerah-daerah penting di Jawa, bahkan di luar Jawa, seperti ke Banjarmasin, Hitu, Ternate, Tidore, dan Lombok.

3.      Tahap pelembagaan Islam

Pada fase ini para pemangku kerajaan berguru ke pusat pendidikan Islam seperti ternate yang berguru ke Giri Gresik. Agama Islam yang berpusat di Pasai tersebar luas ke Aceh di Pesisir Sumatra, Semenanjung Malaka, Demak, Gresik, Banjarmasin, dan Lombok. Bukti persebarannya ditemukan cukup banyak. Di Semenanjung Melayu ditemukan bentukbentuk nisan yang menyerupai bentuk-bentuk batu nisan Aceh. Di Kuwin Banjarmasin tepatnya di komplek Pemakaman Sultan Suriansyah (Raden Samudra) terdapat batu nisan yang mempunyai kesamaan dengan yang ada di Demak dan Gresik. Di pemakaman Seloparang terdapat sebuah batu nisan yang memiliki gaya Jawa Timur.

Islam juga tersebar ke Sulawesi, ketika Raja pertama, Raja Tallo yang menjadi mangkubumi di Kerajaan Gowa Yang bernama I Mallingkaeng Daeng Njonri Karaeng Katangka masuk Islam pada 22 September 1605 M. Kemudian ia bergelar Sultan Abdulah Awalul Islam. Penyebar Islam ke daerah Abdul Ma'mur Chatib Tunggal yang lebih terkenal dengan nama Dato ri Bandang, seorang ulama Yang berasal dari Minangkabau. Kemudian Islam tersebar ke Lombok dan Sumbawa melalui dua tahap, pertama, dari Jawa yang dilakukan oleh Sunan Prapen sekitar akhir abad ke-17 M dari Gowa. Di Kalimantan, Banjarmasin merupakan daerah yang pertama kali masuk Islam. Dalam Hikayat Banjar dinyatakan bahwa Banjar di Islamkan oleh Kerajaan Demak di Jawa sekitar tahun 1550. Kemudian di Kalimantan Timur, daerah Kutai merupakan daerah yang pertama kali mendapat pengaruh Islam dari Dato ri Bandang beserta temannya Than Tunggang Parangan, yang mengislamkan Raja Mahkota dari Kutai sekitar tahun 1575.

No comments:

Post a Comment

KELAS XII : PERTEMUAN KE 13 (Perjuangan Umat Islam Pada Masa Penjajahan)

A. PERAN UMAT ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN DAN KEMERDEKAAN Penjajah datang ke Indonesia sejak awal abad ke-15. Kedatangan bangsa Portugis da...